Critical Thinking dan Creative Thinking Bagi Wirausaha

Techno Entrepreneur Club ITB
5 min readSep 14, 2020

--

Left Brain VS Right Brain

Pernahkah kamu melamun dan tiba-tiba terpikirkan suatu ide baru, seperti eureka moment? Atau pernahkah kamu memecahkan masalah berdasarkan analisis berdasarkan data dan informasi? Jika kamu pernah mengalami keduanya, maka kamu telah melakukan creative thinking dan critical thinking.

Menurut Halpern (1996), critical thinking atau berpikir kritis adalah penggunaan kemampuan atau strategi kognitif untuk meningkatkan probabilitas dari hasil yang diharapkan. Berpikir kritis meliputi analisis data serta informasi yang tersedia, menerjemahkannya menjadi argumen yang logis, lalu menarik kesimpulan yang rasional.

Creative thinking atau berpikir kreatif adalah kemampuan untuk ‘merasakan’ masalah, membuat dugaan, merumuskan ide baru, dan menyampaikan hasilnya dengan baik. Berpikir kreatif lebih menekankan kepada mengeksplorasi ide baru seluas mungkin, melihat dengan sudut pandang berbeda, dan menemukan penjelasan-penjelasan alternatif terhadap sesuatu. (ACARA, 2020)

Agar lebih memahaminya, berikut ini adalah perbedaan dari berpikir kreatif dan berpikir kritis:

  1. Berpikir kreatif mencoba untuk membuat sesuatu yang baru, sedangkan berpikir kritis memastikan atau menilai validitas dari sesuatu yang sudah ada.
  2. Berpikir kreatif bersifat generatif, sedangkan berpikir kritis bersifat analitis.
  3. Berpikir kreatif bersifat divergen atau meluas, sedangkan berpikir kritis bersifat konvergen atau menyempit.
  4. Berpikir kreatif fokus pada alternatif-alternatif dari kejadian, sedangkan berpikir kritis fokus pada kemungkinan kejadian tersebut terjadi.
  5. Berpikir kreatif dilakukan dengan mengesampingkan prinsip yang sudah ada, sedangkan berpikir kritis dilakukan dengan menerapkannya. (Beyer, 1987)
Critical Thinking VS Creative Thinking

Meskipun keduanya memiliki dasar yang berbeda, kaitan di antara keduanya sangatlah penting. Crane (1983) menyatakan bahwa: “When reasoning fails, Imagination saves you! When intuition fails, reason saves you!”. Begitupun dengan Scriven (1979) yang berkata bahwa: “Critical skills go hand in hand with creative ones.” Hal tersebut menggambarkan bahwa keduanya adalah kemampuan yang sama pentingnya untuk dimiliki.

Mengapa keduanya penting untuk dimiliki, terutama untuk seorang wirausaha?

Inovasi merupakan hal yang esensial dalam berwirausaha. Untuk menciptakan produk yang dapat bersaing di pasar, diperlukan ide-ide baru sebagai USP atau Unique Selling Point. USP adalah sesuatu yang ada pada produk kita namun tidak dimiliki oleh produk lain. Misalnya, inovasi ayam geprek yang menggabungkan ayam goreng tepung dengan sambal ulek, padahal biasanya ayam goreng tepung dipadukan dengan saus sambal. Inovasi tersebut bermula dari berpikir kreatif, yaitu mengeksplorasi ide dan alternatif baru terhadap sesuatu.

Kemampuan berpikir kritis membantu kita dalam mengambil keputusan-keputusan strategis dalam berwirausaha. Seringkali dalam proses wirausaha kita dihadapkan pada pilihan-pilihan penting yang akan menentukan langkah bisnis kita ke depannya. Untuk itu, diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam melihat situasi, mempertimbangkan informasi dan data yang ada, membangun argumen, dan menarik kesimpulan terbaik.

Apakah kedua kemampuan tersebut dapat dilatih?

Tentu saja, keduanya dapat dilatih menggunakan beberapa teknik tertentu. Berpikir kreatif dapat dilatih dengan brainstorming, bertanya “bagaimana jika…?”, mengubah rutinitas, dan lain-lain (“Learning to Learn,” 2007). Berpikir kritis dapat dilatih dengan cara mempertanyakan asumsi yang sudah ada, membuat alasan yang logis terhadap semua hal, dan mendiversifikasi cara berpikir (Bouygues, 2019).

Selain itu, metode Six Thinking Hats juga dapat diterapkan untuk melatih kedua kemampuan tersebut. Six Thinking Hats ditemukan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Metode tersebut memaksamu untuk mengesampingkan cara pandangmu dan melihat sesuatu sesuai “Hat” yang kamu kenakan. Tiap “Hat” memiliki peran dan cara berpikir yang berbeda-beda:

1. White Hat: ketika mengenakan White Hat, kamu harus fokus dalam menganalisis informasi dan data yang tersedia serta mempelajarinya lebih lanjut.

2. Red Hat: ketika mengenakan Red Hat, kamu melihat suatu rencana dengan intuisi, emosi dan perasaan, termasuk aspek emosional dari orang-orang yang terkait dengan rencana tersebut.

3. Black Hat: ketika mengenakan Black Hat, kamu melihat hal-hal negatif yang mungkin muncul. Sorotlah titik lemah dalam suatu rencana. Hal ini membantu kamu dalam mengeliminasi atau mengantisipasi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

4. Yellow Hat: ketika mengenakan Yellow Hat, kamu berpikir secara optimis. Berpikir secara optimis membantu kamu dalam melihat manfaat dari suatu rencana.

5. Green Hat: ketika mengenakan Green Hat, kamu mengembangkan solusi kreatif secara bebas tanpa khawatir mengenai kritikan terhadap idemu.

6. Blue Hat: ketika mengenakan Blue Hat, kamu menjadi orang yang mengontrol jalannya diskusi. Kamu dapat berganti ke Hat yang lain sesuai dengan kebutuhan diskusi. Misalnya, ketika kamu kehabisan ide, kamu bisa berganti ke Green Hat (Mind Tools Content Team, 2019).

Kamu dapat melatih metode Six Thinking Hats dalam suatu rapat ataupun dengan dirimu sendiri. Dhanapal et al. (2013) menulis dalam jurnalnya bahwa Six Thinking Hats terbukti sebagai thinking tool yang berhasil membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Hal tersebut karena Six Thinking Hats melatih seseorang dalam menemukan hubungan dan memahami apa yang mereka pelajari dari berbagai cara berpikir.

Nah, setelah mengenali kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis, mulailah menyadari cara kita berpikir sehari-hari dan mengembangkannya. Jika kita mulai melatih keduanya sedini mungkin, pola pikir dan soft skill yang kita miliki juga ikut berkembang dengan baik. Dengan begitu, kita akan menjadi seorang wirausaha yang lebih lihai dalam mengeksplorasi ide, mematangkan rencana, hingga mengambil keputusan terbaik.

Zahra Khalisabira
Manajemen Rekayasa 2019
Anjabrana

Daftar Pustaka:

Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority. (2020). Critical and Creative Thinking. https://www.australiancurriculum.edu.au/f-10-curriculum/general-capabilities/critical-and-creative-thinking/

Beyer, B.K. (1987). Practical strategies for the teaching of thinking. Allyn and Bacon, Inc.

Bouygues, H.L. (2019, 6 Mei). 3 Simple Habits to Improve Your Critical Thinking. Harvard Business Review. https://hbr.org/2019/05/3-simple-habits-to-improve-your-critical-thinking

Crane, L.D. (1983). Unlocking the brain’s two powerful learning systems. Human Intelligence Newsletter, 4, (4), 7.

Dhanapal, S., & Ling, K. T. W. (2013). A Study to Investigate How Six Thinking Hats Enhance the Learning of Environmental Studies. IOSR Journal of Research & Method in Education, 1(6), 20–29. https://pdfs.semanticscholar.org/08db/184409bd63ee82c4d040de9eb8dfdbeeb2df. pdf

Halpern, D.F. (1996). Thought and knowledge: An introduction to critical thinking. Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Learning to Learn. (2007). Learning To Learn (pp. 2–11). Dublin City University.

Mind Tools Content Team. (2019). Six Thinking Hats, Looking at a Decision From All Points of View. https://www.mindtools.com/pages/article/newTED_07.htm

Scriven, M. (1976). Reasoning. McGraw-Hill.

--

--

Techno Entrepreneur Club ITB

Techno Entrepreneur Club ITB adalah sebuah unit kemahasiswaan yang menghimpun mahasiswa dengan minat wirausaha dalam lingkup Institut Teknologi Bandung.